postingan ini merupakan lanjutan dari sini.
Yogyakarta
Di akhir kehamilan 36 weeks, aku mengambil cuti melahirkan dari kantor. Setelah menimbang-nimbang dua alternatif transportasi: pesawat atau kereta api, akhirnya aku dan suami memutuskan untuk menggunakan transportasi kereta api.
Pertimbangan kami karena kereta api cenderung lebih fleksibel untuk para bumil. Aturannya enggak seribet pesawat terbang dan tidak ada maksimal usia kehamilan (kalau pesawat beda-beda tiap maskapai, paling mepet pakai Garuda-34weeks) asalkan kandungan sehat (dengan surat dokter).
![]() |
ketentuan bumil naik kereta sumber twitter @KAI121 |
Dua hari setelah pulang ke Jogja, aku memeriksakan diri ke dokter kandungan. Aku memilih untuk periksa di RS PKU Kotagede dengan dokter Arsy. Sebelumnya memang sempat browsing-browsing dan tanya ke orang-orang untuk rekomendasi dokter kandungan di Jogja. Dan aku pengennya yang deket rumah supaya cepat sampai rumah sakit kalau kontraksi udah terasa.
Dokter Arsy orangnya lemah lembut dan selow, metodenya wait and see gitu, jadi sebagai pasien enggak terlalu cemas akan lahiran. Oya, pas di Jakarta kan aku dibilangin kalau kondisi tali pusar janin ada di bawah, tapi belum tahu ya nutupin jalan lahir atau enggak. Jujur, hal ini sempet bikin aku agak cemas. Dan alhamdulillah setelah dapet penjelasan dari dokter Arsy mengenai tali pusar yang masih normal meskipun ada di bawah, aku jadi tenang deh.
Jadi periksa kandungan di RS PKU Kotagede biaya dokternya 80.000 rupiah, kemudian biaya USG tanpa print 50.000 rupiah, ditambah pendaftaran 20.000 kalau enggak salah. Total 150.000, lumayan juga sih kalau tiap minggu keluar uang segitu, jadi pemeriksaan selanjutnya aku berniat pake BPJS aja. Untungnya seminggu sebelum pulang suami udah ngingetin untuk pindah fakes 1 di Jogja, sehingga saat nyampe Jogja BPJSku udah langsung bisa digunakan. 😊
Beberapa hari kemudian aku periksa ke puskesmas, niatnya sih untuk cari rujukan biar bisa periksa langsung ke RS. tetapi rupanya enggak boleh selama kehamilan masih normal. Jadi dua kali periksa di puskesmas. Pemeriksaan yang kedua bu bidan bilang kalau janinku kecil untuk usia kandungan yang udah 38 weeks, kemudian beliau memberikan surat rujukan ke RS PKU Kotagede. Hari itu Selasa siang ya, saking cemas dan waswas, enggak sabar nunggu besok pagi untuk cek kandungan, maka Selasa malam setelah siangnya dibilang ukuran anak bayi di perut kecil, aku langsung periksa ke RS Bhakti Ibu yang ada di Golo. Kebetulan malam itu diperiksa oleh Prof. Anwar. Menenangkan banget diperiksa sama beliau, enggak ada masalah kata beliau, insya Allah bisa lahir normal. Waktu itu aku merasa plong, lega gitu setelah tadinya panik dan cemas.
Jadi setelah malamnya pulang, enggak bisa tidur sampai tengah malam. Mungkin terlalu excited dan bersyukur enggak kenapa-kenapa. Yak, jam 2 pagi merasa ada yang aneh, basah gitu. Curiga kalau itu yang namanya ketuban, akhirnya aku browsing di internet, baca buku KIA pink, dan whatssap suami. setelah agak yakin kalau itu air ketuban yang merembes, aku membangunkan orangtuaku untuk dianterin ke RS terdekat, RS PKU Kotagede.
Dua puluh jam selanjutnya adalah perjuangan melahirkan yang tidak terlupakan meskipun sudah agak lupa bagaimana rasanya 😋
Oya, saat akan melahirkan, aku ditanya oleh perawat di sana, mau melahirkan dengan dokter Arsy (dokter yang udah periksa aku sebelumnya) atau dokter mana pun yang stand by. Waktu itu aku memilih dokter Arsy dengan pertimbangan beliau sudah pernah periksa aku sebelumnya, jadi lebih terinformasi gitu. Alhamdulillah, aku bisa lahiran dengan normal sesuai harapanku saat hamil, meskipun dengan banyak drama.
Jadi kesimpulannya, selama di Jogja aku enggak banyak melakukan safari dokter karena keterbatasan waktu. Namun untuk bagaimana cara melahirkan, dimana tempatnya, dan siapa dokter maupun bidan yang akan membantumu melahirkan, sebaiknya sudah dicari tahu sebelumnya sehingga calon ibu bisa lebih tenang saat menghadapi persalinan.
Happy Mom, happy baby, happy family!