24 Jun 2013

Trip to Malang #1

              Akhirnya, setelah menunggu dua tahun lamanya, keinginan saya untuk merasakan udara Bromo terwujud. Alhamdulillah.
                Hal ini bermula ketika saya dan dua teman saya, sebut saja akhir dan woro, sedang bosan dan ingin jalan-jalan. Kayaknya itu hari senin atau selasa gitu, saya habis disms nurani, katanya dia lagi di malang dan mengajak kami untuk main ke sana. Berhubung bulan lalu saya dan woro udah jalan-jalan di dalam kota, kami membuat agenda untuk luar kota. awalnya sih kami mau ke solo, tapi saya enggak terlalu suka solo, soalnya udah pernah ke sana dan transportasinya enggak terlalu fleksibel. Tiba-tiba tercetuslah ide lama itu, ke Bromo. Maka kami searching transportasi dan bermacam biaya untuk ke sana, dan memutuskan untuk berangkat hari Jumat lalu pulang minggu malam, sehingga tiba kembali di jogja senin pagi.
                Ternyata keesokan harinya saya dapat kabar, ada tes di hari senin, pagi pula. Walhasil saya bingung. Menunda keberangkatan mungkin seminggu lagi. saya tanya ke akhir dan woro dan akhirnya kami memutuskan untuk memajukan saja jadwal keberangkatan, karena kalau dimundurkan kemungkinan batalnya akan lebih besar.
                Berbekal petunjuk dari Yusna dan Fitri, teman saya yang sedang di Malang, kami membuat jadwal dan rancangan biaya serta transportasi ke sana. Hari kamis sore, saya ke kos woro untuk menitipkan bawaan saya, satu ransel besar berisi keperluan untuk tiga hari. Kemudian malamnya kami berangkat bareng dari kos woro menuju stasiun tugu. Ohya, kami memakai angkutan kereta api Malioboro ekspress, 80000 kelas bisnis untuk jogja-malang. Kereta api berangkat pukul 22.15 dari stasiun tugu. Di dalam kereta saya duduk di sebelah mas-mas yang baru pulang wawancara kerja, kursinya enggak nyaman, bikin saya susah tidur.
                Kami tiba di stasiun Malang baru pukul 05.30 lebih cepat beberapa menit dari jadwal. Turun dari kereta, kami mencari mushola untuk sholat subuh dan cuci muka. Beberapa saat kemudian matahari terbit, kami masih stay di musola berhubung masih ngantuk karena enggak bisa tidur malemnya. Eh, ternyata ada larangan tidur-tiduran di dalam mushola, yasudah deh, saya tiduran sambil duduk. Berhubung matahari sudah naik sepenggalah dan kami masih di musola, kami sholat dhuha dulu baru melanjutkan perjalanan.
saya, woro, akhir sblm meneruskan perjalanan (stasiun malang baru)

                Rencananya kami menginap di kos yupi, lalu berangkat ke bromo malam hari. Hari masih pagi, kami keluar dari stasiun dan berharap bisa sarapan sambil ngeteh. Setelah diskusi bertiga, diputuskanlah untuk sarapannya sekalian ke Batu. Setelah bertanya pada petugas stasiun tentang transportasi ke batu, kami foto-foto dulu deh sebelum nyegat angkot :p



                Oya, kami menemukan SMA N 1 Malang, sekolah teman sekelas kami dulu, Sandi, dan pose-pose alay dulu di depan tulisannya, kata woro sih mau dipamerin ke sandi.
                Sesuai petunjuk pak stasiun, kami nyegat angkot ADL untuk membawa kami ke terminal landungsari. Tadinya ditawarin, nyarter angkot langsung ke Batu 200rb bertiga, yakali kita kaya (aamiin), lagi nggembel begini. Kami tolak angkot tersebut dan mencari angkot yang beneran. Ongkos angkot ke terminal 2500 saja. Sampai di terminal, kami bingung katanya dari tempat angkot berhenti ke jatimpark masih harus jalan jauh. Akhirnya kami mikir dulu, karena mikir bikin laper, nyari warung makan lah kami untuk sarapan. Untungnya nemu warung makan di terminal, saya dan akhir pesen soto ayam, 5000 saja. Woro pesen nasi rames setengah porsi yang semena-mena karena setengah porsi kuli (alias dua kali porsi normal kami) 5000 juga plus teh hangat 2000. Soto ayamnya soto lamongan, ada irisan telurnya ¼ butir, dengan porsi yang mengenyangkan hohoho.
                Sambil makan, kami bertanya-tanya sama pembeli yang lagi makan di sebelah dan pemilik warung. Memang tidak ada angkot yang langsung menuju jatimpark, tetapi jaraknya tidak terlalu jauh kok kalau ditempuh jalan kaki. Petugas stasiun menyarankan kami untuk naik bus, sedangkan mbak-mbak sebelah bilang pake angkot. Akhirnya kami pakai angkot ungu ke jatimpark, pak supir menawarkan untuk mengantar hingga jatimpark 1, tapi tarifnya jadi 6000/orang, kami iyain aja, udah capek bawa ransel berat L.
                Sampai di jatimpark, kami bingung lagi –oh plis- soalnya ada tiket terusan yang lebih murah. 150rb untuk 4 tempat: jatimpark 1-2, ecogreenpark, dan BNS. Kalo satu tempat saja (tiket wiken, hari itu jumat): jatimpark1 65rb, jatimpark2 90rb, ecogreen 40rb, BNS 15rb. Dan ada tiket terusan untuk dua tempat: 120rb jatimpark 1-2, 90rb jatimpark1-ecogreen, 150 jatimpark2-ecogreen. Hari itu sudah agak siang dan kami diburu waktu, dan katanya jatimpark2 itu keren, makanya kami beli tiket terusan untuk jatimpark1-2.
                Saya udah pernah ke jatimpark1 tapi dulu, saat smp. Kayaknya waktu itu masih sepi gitu, dan saya belum punya kamera, jadinya kenangan berupa foto ada di kamera teman-teman smp. Sebenarnya kami mau nyewa loker untuk nitipin tas, berhubung ransel kami berat banget kalau harus dibawa berekreasi. Tapi eng ing eng, ternyata yang bisa dititipkan hanya makan besar berupa nasi, dan pak petugasnya bilang nitip aja di loker kolam renang (yang jauh banget dari pintu masuk/keluar). Terpaksa deh, kami menenteng tiga kilo ransel huhuhu T.T. Jatimpark 1 lebih banyak rekreasi edukasi kayak taman pintar. Ada arena pengenalan nusantara, fisika, kimia, biologi dan sejarah.
               

nyamain bibir
woro found her love
look so happy :D
 Setelah arena edukasi, ada arena mainan, nah kolam renang ada di sana, tapi kami harus muter-muter naik-turun untuk mencapainya. Dan ternyata kolan renang ada di bagian akhir wahana, enggak gitu guna juga sebenarnya nitipin ransel ini. Saya yang merasa 120rb akan sia-sia kalau enggak main, membujuk akhir untuk ikutan naik wahana. woro udah kecapekan dan memilih menunggu daripada tambah pusing kalau naik. Dan begitu saya mau naik,eh, enggak ada pengunjung lain yang mau naik juga, padahal minimal ada empat orang supaya seimbang. Untung mbak petugasnya baik hati, dia mau nyariin orang yang naik. Katanya, “masak bayar tiket mahal-mahal, ke sini cuma untuk duduk-duduk aja,” sepakat mbak, batin saya. Saya lupa nama wahanya apa. awalnya sih oke, dipasangin pengaman badan sampe bunyi klik dan mepet banget ke badan saya, lengan saya kerasa sempit. Dan kami diangkat dan diputer-balik badan-kepala di bawah-menghadap tanah-entahlah, diputer pertama saya udah enggak berani buka mata, sementara akhir masih ketawa-tawa. Jeritan korban saya (hasil bujukan mbaknya) menuai tatapan ingin tahu para pengunjung lain, wahana yang tadinya sepi jadi ramai deh. Saat itu jumat siang, dan wahana tersebut satu-satunya yang beroperasi soalnya operatornya cewek (enggak sholat jumat). Begitu selesai, perut saya kocak, sendal-sendal bertebaran, bahkan ada mbak-mbak yang sampai nangis saking takutnya. Oh, kapok cukup sekali saya naik itu. tapi kayaknya berkat kami, jadi ada antrean di wahana tersebut :p
                Setelahnya kami ke arena bombomcar, tetapi masih istirahat, mau nunggu ya kok lama. saya dan akhir naik ke beberapa wahana lain (yang dirasa lebih aman daripada yang pertama). Lalu solat dhuhur di musola. Eeh, ternyata malah hujan, kami nunggu sebentar dan pakai jas hujan demi keamanan. Saat mau pulang sebenarnya akhir dan woro pengen ke rumah pipa, tapi saya pusing, makanya saya milih nunggu di deket pintu keluar. Saya nunggu lumayan lama sambil tidur. Kayaknya gara-gara belum makan siang atau mungkin jetlag –halah-. Ternyata mereka berdua enggak jadi ke rumah pipa karena pakai acara basah-basahan (hemat baju ganti/hujan/males basah). Jadi deh kami keluar.
                Jam sudah menunjukkan pukul setengah3, langit agak gelap dan gerimis. Kami tetap memutuskan ke jatimpark 2 meskipun badan udah payah. Habisnya 90ribu sayang banget kalau dilewatkan. Dari jatimpark1 ke 2 naik kereta mini, sekitar 7 menit udah nyampe. Waktu itu kami pengunjung terakhir yang pakai kereta mini, berasa kereta Cuma milik bertiga, hahaha.
bete di kereta

Next post: #2 jatimpark2 dan perjalanan ke bromo

18 Jun 2013

Satu Kotak Cerita Lama


"Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film "Cinta Dalam Kardus" yang tayang di bioskop mulai 13 Juni 2013." 

Kenangan adalah sesuatu yang lalu, yang hanya dapat dilihat di masa sekarang ketika kita sedang menengok ke belakang. Kenangan serupa dengan setiap bab yang telah usai dalam sebuah buku cerita. kenangan tidak dapat mengubah alur cerita, maupun menulis ulang bab yang terasa terlalu pedih, yang terlalu ingin dilupakan. Sebab kenangan hanya bisa dibaca kembali, sambil sesekali ikut terhanyut menikmati perasaan yang dulu pernah timbul karenanya.

Ini adalah sebuah cerita tentang kenangan, dalam sebuah kardus yang kusimpan baik-baik di pojok kamar.
penghapus, plester dan buku tulis
  Aku menyimpan penghapus ini sebagai pemberian pertama darimu bertahun-tahun lalu. Saat itu kita masih berseragam putih abu-abu. Tentu saja pemberian penghapus ini bukannya tanpa sebab. Kamu yang selalu menghabiskan penghapusku untuk pelajaran matematika, memberikan penghapus ini sebagai ganti. Berbulan-bulan lamanya aku tidak peduli dan memakai penghapus pemberianmu seperti normalnya memakai penghapus lain. Namun saat perasaan itu hadir dan aku menyadarinya, sejak saat itu kusimpan penghapus pemberianmu sebagai kenang-kenangan.
  Oke, benda kedua ini memang terlalu jorok untuk disimpan. Aku tidak bisa membayangkan reaksimu jika sampai tahu bahwa aku menyimpan benda semacam ini bertahun-tahun lamanya. Plester penutup luka, well plester bekas. Yang pernah kamu berikan saat aku terjatuh ketika menemanimu lari pagi. Ini konyol, teman sekelas yang baru kutaksir saat masa sekelas hampir berakhir, tiba-tiba muncul di depan rumah dan menyatakan diri sebagai tetanggaku. Untuk memproklamirkan kebertetanggaan kita, maka kamu mengajakku lari pagi dan berakhir dengan bonyok di kakiku. Sejak dulu aku memang tidak jago berlari.
  Buku tulis. Klasik sekali. Sebagai hadiah ulangtahunku yang ke-17. Waktu itu kamu bahkan tidak tahu hari ulangtahunku. Yah, tentu saja aku juga tidak berharap kamu akan tahu. Memangnya siapa aku? Hanyalah teman sekelasmu saat kelas sepuluh dan menjadi tetangga saat kelas dua belas. Kemudian secara spontan, saat kita bertemu di minimarket depan kompleks, kamu menghadiahiku buku tulis ini. Pemberianmu yang benar-benar membuatku terharu.  Dibalik ketidaktahuanmu akan hari ulangtahunku, ternyata kamu selalu menyimak dengan baik setiap percakapan kita.

“Kamu suka nulis kan?” tanyamu waktu itu.
“Anggap saja hadiah ulangtahunmu,” katamu seraya mengangsurkan buku tulis itu kepadaku. Aku setengah bercanda meminta kado darimu karena hari itu aku sedang berulangtahun.
“Semoga kado kecil ini bisa membantu mewujudkan mimpi besarmu. Aku tidak sabar menunggu bukumu terpajang di rak toko-toko buku.”
Senyummu dan ucapan tulus darimu, selalu, ratusan kali telah berhasil meluluhlantakkan pertahananku.

Hingga sekarang, tentu saja aku masih menulis.

Aku menulis. Mengenangmu. Menulis. Mengenangmu. Menulis lagi.

Namun belakangan kusadari kalau cara itu bukan sebuah cara yang sehat untuk perasaanku. Lantas kumasukkan saja semua tentang dirimu ke dalam kardus. Menjadi satu kotak cerita lama yang tinggal dibuka saja jika ingin dibaca.

3 Apr 2013

Manajemen Ide

sepertinya memang terlalu lama berselang sejak saya menuliskan materi bercerita #1 dan belom dilanjut lagi. okay materi bercerita #2 disampaikan oleh Mas Arief Budiman. tema materi #2 ini adalah tentang manajemen ide.
menulis adalah suatu pekerjaan yang banyak melibatkan hati. "Mulailah setiap tulisan dengan hati, logika dan teknik akan mengikuti," begitu kata beliau.
jadi sebenarnya materi yang disampaikan oleh mas Arief ini sangat luas, sehingga kalau saya nulisnya mbleber2 ya soalnya memang seperti itu isi materinya. hehehe.
setiap tulisan tidak boleh berhenti hanya sebagai tulisan, karena tulisan sesungguhnya adalah cermin bening kehidupan. maksudnya ialah saat kita punya pendapat maupun gagasan tentang sesuatu hal, jangan hanya berhenti sebagai tulisan saja, wujudkan hal itu sebagai suatu tindakan yang nyata. sebab dari tulisan kita bisa mendapat pencerahan dan dengan tulisan pula kita juga dapat memberikan pencerahan. dengan menulis gagasan kita akan terus hidup, dibaca satu orang dan orang lainnya, mungkin itulah yang dimaksud sebagai cermin kehidupan, karena apapun yang kita tulis kan berdasarkan apa yang sudah kita lihat/dengar/alami.
lalu darimana ya, kita bisa dapat ide untuk menulis? jawabannya bisa dari mana saja. salah satu sumber tulisan yang otentik adalah berdasarkan pengalaman sendiri, sebab hal itu akan sangat melekat pada diri kita, menceritakan pengalaman sendiri tentu akan lebih mendalam daripada menceritakan pengalaman orang lain bukan?
ide juga bisa digali dari membaca buku dan menonton film. loh, ntar nyontek dong? enggak bukan begitu, hanya saja di dunia ini tidak ada ide yang benar-benar baru, semua ide yang ada toh hanyalah ide lama yang didaur ulang dan mengalami tambal sulam di sana-sini. tetapi bukan berarti ide recycle boleh seenaknya saja, bisa jadi ide lama yang dikemas dengan apik akan menghasilkan suatu keluaran yang dahsyat.
lalu bagaimana kalau dalam satu waktu kita diberi pencerahan mendapat sekumpulan ide? kan tidak bisa langsung mengeksekusi semuanya sekaligus? yap bener banget. kita harus tega untuk mengambil salah satu yang paling mungkin dikerjakan saat itu dan tetap menyimpan ide-ide lainnya dalam catatan, siapa tahu beberapa waktu kemudian ide simpanan itu bisa diwujudkan juga.
ohya, gimana dengan mengatasi moody? gampang saja. paksa dirimu mengerjakan. jangan terpaku dengan kemoodyan karena mood hanyalah alasan kemalasan. menurut mas arief nih, refreshing saat tugas menggila justru malah menunda selesainya pekerjaan, bukan sebagai jeda. jadi sekali lagi, kita itu harus dipaksa mengatasi kemalasan.
okay, segini aja materi manajemen ide. masih absurd? bisa tanya2 langsung ke mas Arief Budiman.

11 Mar 2013

Tema dan Plot #AkademiBercerita

materi akademi bercerita yang pertama oleh editornya bentang, yaitu mas Imam Risdianto, yang mengeditori novel-novelnya Andrea Hirata lho. kami diberi pengarahan tentang hal penting yang membuat cerita itu bisa jadi bagus atau enggak.
apakah itu?
1. Tema
tema yang orisinal. maksudnya adalah yang kita banget. tapi memang kita tidak bisa kalau menulis dengan tidak terpengaruh oleh apapun. kebanyakan tulisan kita disadari atau tidak, terpengaruh oleh buku-buku yang kita baca, film yang pernah ditonton, musik, maupun lingkungan. semua hal tersebut diramu dalam diri kita, menghasilkan sebuah tulisan yang berbeda dari yang lain.

2. Plot
sebuah cerita akan bergerak ketika karakter-karakternya saling berinteraksi.
oleh karena itu deskripsikan karakter yang akan dibuat sedetail mungkin. misalnya nih, ciri-ciri fisiknya kayak gimana, sifatnya, apa cita-citanya, dan bagaimana dia berusaha mendapatkan keinginannya. semakin detail ciri karakter yang digambarkan, maka semakin hidup karakter yang dibuat.

lalu sebenarnya apa sih yang bikin pembaca mengatakan sebuah novel dikatakan bagus? ini masalah selera sih, seorang pembaca usia 30 akan beda seleranya dengan pembaca usia 17. membidik segmen pembaca sesuai dengan karakter tokoh juga penting. kebanyakan pembaca berusaha mengidentifikasikan diri mereka ke dalam cerita yang dibacanya, biasanya mereka (termasuk saya) suka kalau sebuah cerita terasa familiar dengan cerita hidup kita sendiri, sehingga kita merasa sebagai tokoh dalam cerita tersebut, di mana nantinya ada sesuatu yang bisa kita dapatkan dari situ.
oleh sebab itu penting untuk menyelaraskan setting waktu, supaya tidak ada gap yang terlalu lebar antara si tokoh dengan pembacanya. misalnya untuk menceritakan masa lalu dan masa depan, pembaca perlu dibawa ke masa kini supaya feelnya dape (kecuali untuk novel sejarah dan cerita klasik). bahkan cerita fantasi pun memerlukan setting waktu yang sesuai. contohlah Harry Potter, yang menceritakan tentang sebuah dunia sihir antah berantah, namun pembaca tetap enjoy menikmatinya karena apa? si Harry hidup di masa kini, london yang biasanya, cuman lalu dia ditarik ke dunia sihir. sehingga pembaca tetap merasakan adanya keterkaitan itu dan gap bisa dihilangkan.

yah kira-kira seperti inilah materi yang disampaikan oleh mas imam. maaf jika masih banyak kekurangan di sana-sini, saya nyatet sih cuman banyak bolongnya juga. kalaupun enggak berguna buat pembaca blog (berasa punya pembaca -,-) setidaknya berguna buat self note writing bagi diri saya hehehe.

7 Mar 2013

Belajar Bercerita

halo pembaca! kali ini saya mau posting hal yang enggak absurd kok, yah meskipun kebanyakan postingan saya yg ga absurd pun masih kental keabsurdannya sih -_-"
langsung saja deh. jadi saat ini saya mengikuti kelas menulis fiksi yang diadakan oleh penerbit Bentang Pustaka dan Plot Point yang bertajuk Akademi Bercerita. di sana kami diberikan pengarahan tentang bagaimana menulis fiksi yang baik dan memiliki nilai komersil, supaya banyak disukai pembaca.
kelas yang baru berjalan seminggu ini sangat menyenangkan buat saya. saya bertemu dengan sembilan orang teman baru yang memiliki keinginan sama untuk menjadi penulis. sepuluh orang peserta memiliki gaya tulisan yang berbeda dan materi tulisan yang sangat beragam. selain itu kami diberi banyak pengarahan oleh mentor-mentor yang keren. dan tidak lupa kru bentang pustaka yang juga tidak kalah kerennya, seperti pak kepsek (mas udin), mas imam-editor keren, mbak oki-notulen, dan mbak diaz.
materi penulisan akan saya upload di postingan selanjutnya! :D

sesi diskusi naskah, foto diambil dari twitternya bentang

Pengalaman Operasi FAM di Jakarta

 FAM (Fibroadenoma mammae) FAM merupakan tumor jinak yang bisa terjadi pada wanita usia subur (belasan hingga 30an). Ciri-cirinya adalah ber...